Pasukan sekutu memasuki Kota Bandung pada bulan Oktober 1945. Saat itu para pejuang Bandung tengah sibuk melaksanakan pemindahan kekuasaan Jepang dengan merebut senjatanya.
Tentara Sekutu yang baru datang itu langsung mengeluarkan ultimatum.Isinya,mereka meminta paksa semua senjata yang diperoleh dari tentara Jepang.Selain itu,Sekutu menuntut agar Kota Bandung bagian utara dikosongkan pihak Indonesia selambat-lambatnya 29 November 1945. Perintah itu dikeluarkan dengan dalih menjaga keamanan Kota Bandung.
Rakyat Bandung tidak menggubris permintaan tersebut.Setiap jengkal tanah akan dipertahankannya dan tidak akan diberikan dengan percuma. Pihak Sekutu amat kecewa dengan sikap rakyat Bandung. Akibatnya,pecahlah pertempuran di Pasar Baru,Lengkong Besar, Cicadas, Andir, dan sekitar Gunung Sate.
Demi mengamankan tugasnya, Sekutu mengeluarkan ultimatum kedua pada 23 Maret 1946. Mereka menuntut supaya Bandung dikosongkan militer dan pemerintahan RI paling lambat pukul 24.00 menjelang 24 Maret 1946. Sehari sebelumnya datang perintah yang sama kepada pemerintahan RI di Jakarta. Namun, Markas TRI di Yogyakarta memerintahkan agar Kota Bandung tidak dikosongkan. Rakyat Bandung menjadi bimbang. Setelah dipertimbangkan secara matang, dengan berat hati TRI dan rakyat Bandung mematuhi perintah dari Jakarta. Sebelum meninggalkan kotanya, para pejuang melancarkan serangan ke arah kedudukan-kedudukan Sekutu. Selain itu, mereka membumihanguskan Kota Bandung bagian selatan. Jadilah Bandung seperti lautan api.
No comments:
Post a Comment